Friday, January 26, 2007

Music Update

Java Musikindo Gelar Konser Hoobastank

Sukses mengelar konser Hoobastank pada tahun 2006 lalu, Java Musikindo kembali menggelarkan acara serupa. Kali ini group band asal Ingris ini diperkuat personel baru bernama Jose. Jose mengisi drummer Hoobastank yang ditinggal personel lama Markku Lappalainen. Vokalis Hoobastank, Douglas Robb mengaku bangga dengan penggemar musik Indonesia.
"Setiap kali tampil di Indonesia, penontonnya selalu membludak. Ini membuat kami selalu bangga," ujar Douglas, saat memberikan keterangan pers di gedung Gemini, Hotel Sultan, Sabtu (27/01).
Dalam konser yang berlangsung di Tenis Indor Senayan, Hoobastank akan menampilkan 18 lagu terbaru mereka. Juga, hit-hit lama seperti The Reason.
Penampilan Hoobastank akan beda karena Jose sudah bisa melengkapi Hoobastank.
"Kita lihat aja nanti penampilan kami. Akan berikan semua untuk musik Indonesia," tegas Douglas.
Sementara itu, Andre Subono selaku promotor Hoobastank mengaku, dalam tahun 2007, Java Musikindo akan menampilkan banyak musisi dari luar negeri.
Pada bulan Febuari, Java Musikindo mempunyai dua agenda yakni konser Hoobastank dan konser jazz. Hoobastank sengaja didatangkan lebih awal karena kebetulan Hoobastank lagi promo di Indonesia.
"Kita melihat waktu Hoobastank. Kita datangkan mereka karena memang lagi promo dan harganya murah. Jadi tiketnya dijual murah," kata Andre.




Nas: 'HIP HOP IS DEAD' Penuh Kontradiksi




HIP HOP IS DEAD, album baru Nas terdengar sangat jauh berbeda dengan ILLMATIC, album hit pertama penyanyi ini yang dirilis tahun 1994. Seperti saat pertama mengumumkan judul album barunya, HIP HOP IS DEAD, sempat jadi bahan perdebatan di antara para penggemarnya, kemunculan album ini memang sedikit kontradiktif.
Dalam tembang Black Republican, Nas mencoba melantunkan perasaan bersalah, dimana dia telah memperbaiki dan mengkomersialkan musik rap. Lagu ini merupakan sebuah pemahaman dan ijin memasuki kepalsuan. Sentimennya ini dilanjutkan dalam tembang Not Going Back dan Carry on Tradition. Di lagunya ini Nas mengakui kalau dia mencintai ketenaran, namun dia juga menyadari kalau telah melukai hal-hal yang amat dicintainya, 'istri pertamanya.'
Nas juga dengan senang hati meredakan kritik dan ritmenya di tembang Still Dreaming serta Hold Down the Block - dimana dia juga terdengar sedikit kehilangan intelegensi yang dipasangnya di rekaman awal. Dalam tembang produksi Dre, Hustlers, ia mencoba meningkatkan kekuatannya dengan membawa perpaduan antara Pantai Timur dan Barat.
Akhirnya Nas menutup HIP HOP IS DEAD dengan membawa harapan perdamaian dunia lewat tembang Hope. Tembang ini terdengar sederhana, mengalir dan ngerap semudah dia bicara. Lewat album ini, sadar ataupun tidak, para pendengar akan dibawa kembali untuk mengingat bahwa Nas adalah pencipta album brilian ILLMATIC.





HIP HOP IS DEAD, album baru Nas terdengar sangat jauh berbeda dengan ILLMATIC, album hit pertama penyanyi ini yang dirilis tahun 1994. Seperti saat pertama mengumumkan judul album barunya, HIP HOP IS DEAD, sempat jadi bahan perdebatan di antara para penggemarnya, kemunculan album ini memang sedikit kontradiktif.
Dalam tembang Black Republican, Nas mencoba melantunkan perasaan bersalah, dimana dia telah memperbaiki dan mengkomersialkan musik rap. Lagu ini merupakan sebuah pemahaman dan ijin memasuki kepalsuan. Sentimennya ini dilanjutkan dalam tembang Not Going Back dan Carry on Tradition. Di lagunya ini Nas mengakui kalau dia mencintai ketenaran, namun dia juga menyadari kalau telah melukai hal-hal yang amat dicintainya, 'istri pertamanya.' Nas juga dengan senang hati meredakan kritik dan ritmenya di tembang Still Dreaming serta Hold Down the Block - dimana dia juga terdengar sedikit kehilangan intelegensi yang dipasangnya di rekaman awal. Dalam tembang produksi Dre, Hustlers, ia mencoba meningkatkan kekuatannya dengan membawa perpaduan antara Pantai Timur dan Barat.
Akhirnya Nas menutup HIP HOP IS DEAD dengan membawa harapan perdamaian dunia lewat tembang Hope. Tembang ini terdengar sederhana, mengalir dan ngerap semudah dia bicara. Lewat album ini, sadar ataupun tidak, para pendengar akan dibawa kembali untuk mengingat bahwa Nas adalah pencipta album brilian ILLMATIC.



Erwin Gutawa: 'ROCKESTRA' Perpaduan Indah Yang Bertolak Belakang

Mendengar album Erwin Gutawa, ROCKESTRA seperti membaca sebuah dokumen perjalanan musik rock Indonesia. Dengan perpaduan dua genre musik yang saling bertolak belakang, antara rock yang kental dengan kesangaran power bertemu dengan komposisi orkestrasi yang elegant dan megah. Dan Erwin memadukan kedua unsur tersebut dengan sama kuat. Walhasil sebuah masterpiece telah terlahir.
Rock ekspresif dan orkestra megah serta kolosal menjadi konsep dasar dalam Erwin Gutawa Rockestra. Sebuah konsep terbilang unik dan inovatif melompat jauh dari kecenderungan normatif musik rock Indonesia, membentuk rock epik yang symphonic, sekaligus pembuktian keampuhan instrumentasi orkestra saat melebur dalam musik rock.
Penafsiran dan interprestasi cerdas Erwin Gutawa terhadap orkestra melahirkan kemasan berbeda ditiap lagu. Dengan London Symphony Orchestra penterjemhan Erwin terhadap lagu rock hits era 70 (Malaria, Hilangnya Seorang Gadis, Jenuh, Kemarau), era 80 (Kehidupan), dan era 90 (Rock Bergema, Kuingin, Jangan Ada Angkara) serta materi era 2000 (Kasih Tak Sampai) plus dua lagu baru (Perang Dengan Hati, Sesuai) mengkokohkan karya Erwin.
Melibatkan 7 vokalis papan atas seperti legenda rock kharismatik, Ahmad Albar dan Nicky Astria, serta tampilan mengejutkan Pingkan Mambo yang familiar dengan pop ternyata muncul sangat ngerock. Dan seperti menjadi keharusan untuk melibatkan penyanyi rock yang masih eksis, seperti Armand Maulana, Andi Rif, Roy Boomerang dan Kikan Cokelat. Nuansa lain juga muncul dari dua penyanyi rock pendatang baru, Ryo Domara dan Roy Mata.
Sementara balutan orkestrasi dari London Symphony Orchestra menghadirkan rock yang segar. Disini Erwin membuktikan, string orkestra yang cenderung pop dan mellow dapat memunculkan wajah string berpower seperti gitar dan drum yang bisa marah-marah. Dengan melibatkan musisi-musisi muda berbakat seperti Pay BIP, Andra Dewa, Edi Kemput, Henri Lamiri, Andy Ayunir dan Wawan, album ini menjadi wajib dimiliki pecinta rock Indonesia.

No comments: