WAKILI PRODUK BIOFARMAKA ; Teh Mahkota Dewa Tampil di ’India Expo 2007’
Teh obat mahkota dewa yang diproduksi PT Salama Nusantara Kulonprogo ditunjuk mewakili produk biofarmaka dalam India Beauty Expo 2007 yang akan berlangsung 6-8 Februari mendatang. Hal itu sebagaimana surat dari Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) Departemen Perdagangan RI, bahwa BPEN telah memrogramkan The Premium International Hair & Beauty Trade Exhibition in India 2007 sebagai salah satu event untuk memromosikan produk-produk biofarmaka Indonesia.
Menurut Direktur PT Salama Nusantara, Drs HM Maryono, India Expo 2007 antara lain akan menampilkan produk-produk aromatheraphy, aerobic & yoga studious, anti-aging product & service, beauty & hair academy, biotechnology product, body esential oils, serta health food & vitamins suplement. BPEN menilai teh mahkota dewa Salama Nusantara sangat pas tampil dalam India Expo 2007, dalam kategori health food & vitamins suplements,” ujar Drs HM Maryono di kantor pemasaran PT Salama Nusantara Jl Purworejo Km 1 Wates Kulonprogo, Jumat (26/1).Dikatakan, selama ini pihaknya memang selalu memanfaatkan berbagai pameran, bazar dan pasar lelang untuk memromosikan teh mahkota dewa produksi PT Salama Nusantara sebagai minuman yang berkhasiat obat. Kalau sebelumnya lebih banyak memanfaatkan event-event promosi di dalam negeri dan teh mahkota dewa berhasil menembus berbagai daerah di Indonesia, kini Salama Nusantara mulai membidik pasar ekspor. ”Selama ini Salama Nusantara memang memanfaatkan berbagai event untuk meningkatkan pasar teh mahkota dewa. Hal ini kami maksudkan agar buah mahkota dewa yang banyak dibudidayakan masyarakat Kulonprogo nantinya benar-benar bernilai jual tinggi,” tandas HM MaryonoMeski baru saja menunaikan ibadah haji yang kedua kalinya, saat ini HM Maryono telah melakukan berbagai persiapan agar keikutsertaan teh mahkota dewa Salama Nusantara di India Expo benar-benar bermanfaat bagi industri biofarmaka di Indonesia pada umumnya dan Kulonprogo khususnya. ”Menurut rencana kami akan berangkat ke Jakarta tanggal 5 Februari. Selanjutnya ke India sampai dengan 8 Februari. Seperti dalam berbagai event lain, kami juga akan memromosikan produk-produk unggulan lain dari Kabupaten Kulonprogo,” ujarnya.Menurutnya, teh mahkota dewa produksi PT Salama Nusantara telah terbukti memiliki kandungan obat yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Karena itu Ketua Parlemen Suriname juga telah menetapkan teh mahkota dewa dari Kabupaten Kulonprogo sebagai minuman wajib di Suriname. ”Selama ini kami juga sedang melakukan berbagai upaya agar diproduksi dalam bentuk teh celup. Bila hal itu dapat terwujud, nantinya tanaman mahkota dewa yang banyak terdapat di Kabupaten Kulonprogo benar-benar akan bernilai jual tinggi,” tegas Drs HM Maryono.
Menurut Direktur PT Salama Nusantara, Drs HM Maryono, India Expo 2007 antara lain akan menampilkan produk-produk aromatheraphy, aerobic & yoga studious, anti-aging product & service, beauty & hair academy, biotechnology product, body esential oils, serta health food & vitamins suplement. BPEN menilai teh mahkota dewa Salama Nusantara sangat pas tampil dalam India Expo 2007, dalam kategori health food & vitamins suplements,” ujar Drs HM Maryono di kantor pemasaran PT Salama Nusantara Jl Purworejo Km 1 Wates Kulonprogo, Jumat (26/1).Dikatakan, selama ini pihaknya memang selalu memanfaatkan berbagai pameran, bazar dan pasar lelang untuk memromosikan teh mahkota dewa produksi PT Salama Nusantara sebagai minuman yang berkhasiat obat. Kalau sebelumnya lebih banyak memanfaatkan event-event promosi di dalam negeri dan teh mahkota dewa berhasil menembus berbagai daerah di Indonesia, kini Salama Nusantara mulai membidik pasar ekspor. ”Selama ini Salama Nusantara memang memanfaatkan berbagai event untuk meningkatkan pasar teh mahkota dewa. Hal ini kami maksudkan agar buah mahkota dewa yang banyak dibudidayakan masyarakat Kulonprogo nantinya benar-benar bernilai jual tinggi,” tandas HM MaryonoMeski baru saja menunaikan ibadah haji yang kedua kalinya, saat ini HM Maryono telah melakukan berbagai persiapan agar keikutsertaan teh mahkota dewa Salama Nusantara di India Expo benar-benar bermanfaat bagi industri biofarmaka di Indonesia pada umumnya dan Kulonprogo khususnya. ”Menurut rencana kami akan berangkat ke Jakarta tanggal 5 Februari. Selanjutnya ke India sampai dengan 8 Februari. Seperti dalam berbagai event lain, kami juga akan memromosikan produk-produk unggulan lain dari Kabupaten Kulonprogo,” ujarnya.Menurutnya, teh mahkota dewa produksi PT Salama Nusantara telah terbukti memiliki kandungan obat yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Karena itu Ketua Parlemen Suriname juga telah menetapkan teh mahkota dewa dari Kabupaten Kulonprogo sebagai minuman wajib di Suriname. ”Selama ini kami juga sedang melakukan berbagai upaya agar diproduksi dalam bentuk teh celup. Bila hal itu dapat terwujud, nantinya tanaman mahkota dewa yang banyak terdapat di Kabupaten Kulonprogo benar-benar akan bernilai jual tinggi,” tegas Drs HM Maryono.
Terlalu Banyak Oksigen Berdampak Buruk Bagi Bayi
Kadar oksigen dalam tubuh yang tinggi atau dikenal juga sebagai hiperoksia, yang disebabkan oleh therapi oksigen dapat menekan pernafasan bagi bayi yang baru lahir, menurut penemuan dalam penelitian pada hewan yang diterapikan dalam Jurnal Pernafasan Eropa.Penelitian sebelumnya telah menyebutkan bahwa hiperoksia yang sering dapat membahayakan kemampuan jaringan untuk menyerap oksigen, terutama pada anak-anak, sehingga lebih rentan menghentikan pernafasan, yang dikenal sebagai apnea, menurut penulis. Dr F Lofaso dari Rumah Sakit Raymond Poincare, Garches, Perancis menyelidiki dampak dari pengulangan hiperoksia dalam reaksi pernafasan pada tikus yang baru lahir dengan kondisi yang sama dengan anak kecil. Pengulangan hiperoksia menyebabkan melambatkan pernafasan. Lebih jauh lagi hiperoksia terkait dengan peningkatan durasi apnea.
Kabar baiknya adalah dampak itu dapat diatasi dengan melakukan pernafasan dengan udara normal beberapa menit. Penemuan itu mendukung "keperluan untuk mengendalikan therapi oksigen", terutama pengulangan pemberian oksigen pada periode perawatan kelahiran anak prematur," menurut kesimpulan mereka. "Anak kecil yang menjalani therapi oksigen seharusnya diawasi kadar oksigen dalam darahnya untuk mencegah dari kondisi terlalu rendah atau terlalu tinggi," kata Lofaso. Penelitian itu juga dapat dipertimbangkan dalam perdebatan mengenai manfaat atau dampak buruk dari pemberian oksigen untuk menyadarkan bayi yang baru lahir.
Kabar baiknya adalah dampak itu dapat diatasi dengan melakukan pernafasan dengan udara normal beberapa menit. Penemuan itu mendukung "keperluan untuk mengendalikan therapi oksigen", terutama pengulangan pemberian oksigen pada periode perawatan kelahiran anak prematur," menurut kesimpulan mereka. "Anak kecil yang menjalani therapi oksigen seharusnya diawasi kadar oksigen dalam darahnya untuk mencegah dari kondisi terlalu rendah atau terlalu tinggi," kata Lofaso. Penelitian itu juga dapat dipertimbangkan dalam perdebatan mengenai manfaat atau dampak buruk dari pemberian oksigen untuk menyadarkan bayi yang baru lahir.
Tes Genetik Tak Deteksi Semua Mutasi Kanker Payudara

"Wanita yang memiliki sejarah kesehatan keluarganya mengidap kanker payudara menjalani tes untuk mengetahui apakah mereka memiliki sejumlah mutasi kanker payudara 1 (BRCA 1) atau kanker payudara 2 (BRCA2) dan sebagian besar diantara para wanita tersebut hasil tesnya menunjukkan negatif," kata Dr. Mary Clarke King dalam presentasi ilmiah di depan media massa, bersamaan dengan diterbitkannya jurnal yang kali ini mengambil tema kesehatan wanita.
King mengatakan bahwa dalam kasus BRCA1 sejak ditemukannya mutasi pertama kali, ada sejumlah mutasi gen yang secara prinsip tak dapat terdeteksi oleh metode uji konvensional, walaupun tes tersebut dilakukan dengan sesempurna mungkin."
Di AS hampir semua tes genetik BRCA1 dan BRCA2 dilakukan oleh satu perusahaan pelayanan jasa kesehatan. Hampir sebagian besar dari mutasi gen yang berhasil dideteksi dalam tes genetik komersial tersebut adalah menghilangnya sejumlah gen atau terjadinya duplikasi gen.
King dari Universitas Washington di Seattle bersama rekan-rekannya mencoba untuk menemukan jawaban akan kemungkinan setiap adanya mutasi yang terlewatkan atau lolos dari pengamatan.
"Hal itu sangat penting, karena masalah risiko termasuk tindakan bedah pengangkatan kanker rahim, yang sebenarnya dalam kondisi tertentu masih dapat dicegah, dan kanker payudara, dimana seorang pasien tak akan bersedia menjalani tindakan bedah terkecuali apabila tidak ada lagi alternatif lainnya, berarti menghadapi risiko yang benar-benar tinggi," kata King.
Penelitian tersebut melibatkan 300 pasien yang mengidap kanker rahim dan payudara dan sedikitnya tiga orang anggota keluarga lainnya yang mengikuti tes uji laboratories dan klinis namun dinyatakan hasilnya negatif . Para peneliti menggunakan pembuktian amplifikasi dan berdasarkan metoda DNA dan RNA untuk mendeteksi adanya perubahan susunan gen (mutasi genetik) pada BRCA1 dan BRCA2.
Mereka menemukan bahwa 35 orang atau 12% dari kelompok pasien wanita tersebut mengalami mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 yang dikarenakan menghilangnya gen-gen tertentu atau terjadinya duplikasi gen dalam jumlah yang jauh lebih besar dari penemuan perubahan gen secara konvensial.
Sementara itu sebanyak sebanyak 5% mengalami mutasi gen yang memiliki risiko dua kali lipat terkena kanker payudara namun tidak terancam kanker rahim. Satu persen wanita yang ikut dalam penelitian King dan rekan-rekannya memiliki mutasi gen yang mempunyai risiko 90% untuk terkena salah satu dari kedua jenis kanker tersebut yang memiliki risiko terkena sejumlah jenis tumor dan hal itu terjadi pada mereka pada usia muda.
Namun selain mutasi tersebut diatas yang ditemukan, para peneliti juga mendapatkan mutasi dengan sifat karakteristik atau bernilai individual. Ada lagi sebagian diantara mereka yang mengalami mutasi gen yang tidak atau belum dikenal jenisnya.
"Kami mencoba untuk selalu membuka diri terhadap perkembangan penelitian lanjutan mutasi gen kanker payudara yang akan memberikan penjelasan mengenai faktor unsur genetik pada para pasien tersebut."
Sementara itu salah satu dari solusi dari masalah itu adalah meningkatkan kualitas tes yaitu dengan cara membuka kesempatan luas kepada pihak pasar bersaing untuk mengembangkan tes gen untuk menentukan BRCA1 dan BRCA2 juga tes gen lainnya. "Hal itu termasuk pemberian paten bagi metoda atau system tes gen secara non ekslusif karena melalui persaingan bebas akan dicapai peningkatan mutu sistim uji tehnologi dan dengan sendirinya hal itu akan menekan biaya, karena tujuan kita adalah memberikan tes gen yang jauh lebih murah dan lebih cepat," kata King.
No comments:
Post a Comment