Friday, January 26, 2007

Seni & Kebudayaan


INDONESIA, negeri yang memiliki keragaman budaya yang luar biasa. Hal ini menunjukkan kekayaan bangsa yang besar sekaligus jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa beradab. Di tengah majunya peradaban dunia, yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi dan majunya komunikasi, muncul kekhawatiran tergerusnya budaya bangsa dan sekaligus lunturnya jati diri bangsa Indonesia. Kekhawatiran ini sangat masuk akal, jika tidak ada lagi orang-orang yang peduli terhadap kebudayaan Indonesia. Tetapi ternyata tidak. Di antara lebih dari dua ratus jiwa penduduk Indonesia, sebagian masih mampu mempertahankan jati diri budaya bangsanya dengan melakukan berbagai usaha pelestarian dan pengembangan kebudayaan yang dimilikinya. Pelestarian dan pengembangan budaya Indonesia tidak lepas dari kiprah para penulis, terutama para pengarang buku anak. Deretan nama-nama seperti Bambang Oeban, Varuni Dian Wijayanti, Iwan Yusri, RM Umar dan Ari Wulandari sangat dikenal karyanya dalam menulis buku anak yang penuh dengan sentuhan pelestarian dan pengembangan budaya Indonesia. Mengingat jasanya yang besar dalam hal melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Indonesia, sepatutnyalah jika pemerintah menganugerahkan penghargaan untuk mereka.Menjadi peristiwa sejarah, Rabu 20 Desember 2006 di Balairung Sapta Pesona Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Jalan Medan Merdeka 17 Jakarta Pusat, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata atas nama Pemerintah Republik Indonesia menyerahkan Anugerah Kebudayaan 2006 kepada mereka yang dinilai telah berjasa mengembangkan dan melestarikan kebudayaan.Penghargaan itu dibagi dalam 4 (empat) kategori, Satyalencana Kebudayaan, Hadiah Seni, Pelestari dan Pengembang Warisan Budaya dan Pengarang Buku Anak. Untuk Satyalencana Kebudayaan diberikan kepada 7 orang, ialah Raden Ajeng Sri Mulat, Nahum Situmorang, Ramadhan KH, David Albert Peransi, Rina Iriani Sri Ratnaningsih, Andy Achmad Sampurna Jaya dan Raja Thamsir Rahman. Empat orang menerima Hadiah Seni, ialah Waljinah, Tony Koeswoyo, Korrie Layun Rampan dan Mira Lesmana. Pengarang Buku Anak yang mendapat penghargaan 5 orang, Bambang Oeban, Varuni Dian Wijayanti, Iwan Yusri, RM Umar dan Ari Wulandari. Dua kelompok mendapat penghargaan sebagai Pelestari dan Pengembang Warisan Budaya, Taman Kesenian Ibu Pawiyatan Tamansiswa-Yogyakarta dan Seka Semara Pagulingan Gunung Jati-Bali. Sedangkan penerima penghargaan Pelestari dan Pengembang Warisan Budaya untuk perorangan ada 5 orang, ialah Maslina Yazid, Is Andika, Evawani, Harun Keucik Leumik dan Jeremias A Pah.Penghargaan yang diterima oleh para penerima Anugerah Kebudayaan 2006 tersebut tentu nilainya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan dedikasi dan pengorbanan luar biasa mereka yang menghasilkan karya budaya. Tentu bukan pada tempatnya membandingkan nilai karya budaya anak bangsa dengan sebuah penghargaan apapun wujudnya. Namun yang perlu dicatat bahwa, dengan penghargaan itu berarti pemerintah memberikan pengakuan terhadap karya besar warga negaranya.Dengan pemberian penghargaan ini terbersit harapannya agar masyarakat dapat lebih memberikan apresiasi terhadap mereka yang telah melakukan usaha yang terpuji ini. Di samping itu, usaha para pelestari dan pengembang kebudayaan ini tidak hanya berdampak pada pelestarian budaya saja, melainkan sekaligus memberi dampak kesejahteraan bagi masyarakat sekitarnya.

No comments: